Raka terduduk mengenaskan di tepi ranjang yang sudah seperti kapal pecah. Setelah panggilan terputus dengan orang misterius yang terlibat akan kehilangan Bela saat ini, Raka marah sekali. Laki-laki itu melampiaskan kemarahannya dengan membanting dan mengobrak abrik seisi kamarnya.
Rasanya hidupnya runtuh sudah melihat Bela sudah tidak berada disampingnya dan parahnya sudah berada dibawah kendali orang lain. Dan tentunya orang itu pasti akan berbuat jahat pada istri dan anaknya.
"Arghhh." Raka mengacak rambutnya karena terus kepikiran dengan keadaan Bela dan anaknya disana.
"Bel, kenapa gue tadi pergi ninggalin elo. Seharusnya gue masih ada di rumah nemenin elo." Raka kini hanya menyesal dan menyesal. Bukannya mencari keberadaan Bela tapi ini malah duduk sambil menyelami rasa bersalahnya atas hilangnya Bela.