"Hei, sayang ..." bisik, seseorang di telingaku. Kemudian kurasakan ciuman di leherku.
"Mas ... " desahku dan sedikit menggeliat, karena ada rasa geli dari bulu kasar dan kumis tipis yang menjalarinya, perlahan kubuka mataku. Ada sebuah tangan melingkar di pinggangku.
"Pagi ..." bisik mas David, yang kini mengecup pipiku.
"Pagi ... emang jam berapa ?" tanyaku pelan karena rasa nyaman dari kasur empuk hotel dan sedikit rasa hangat pelukan erar. Ada ciuman lagi di pipi dan merayap diileherku, membuat seseuatu yang mengganjal dan menekanku membuat aku melepaskan dan membalik tubuh. Menatap siapa pemiliknya.
"Mas ..." Aku cubit pipinya gemaa, dia tertawa.
"Geli tahu ..." bisikku. Dia tersenyum dan menatapku, tapi aku malu. Aku mengusap dan mengucek matsku sambil menggeliat.
"Sudah jam enam !" katanya. Dan mengambi remot untuk membuka gorden kamar hotel. Cahaya pagi muncul, tapi matahari belum muncul.