Pagi ini aktivitas di SMA 10, salah satu sekolah swasta terkenal di kota A terlihat ramai oleh siswa sama seperti biasanya.
Lora masuk ke kelas dan langsung duduk di tempat duduknya sambil tetap mendengarkan lagu dari earphone-nya yang terhubung dengan smartphonenya.
Ini adalah minggu kedua Lora di sekolah ini sejak kepindahannya dari sekolahnya di kota B. Ia tidak terlalu memperdulikan sekitar ataupun kegiatan siswa lainnya yang juga berada satu kelas dengannya.
Ada beberapa siswa wanita yang hendak mengajaknya bergabung saat makan siangan di kantin ataupun pergi bersama ke hall olah raga saat jam pelajaran olahraga namun Lora memang tampak dengan sengaja tidak ingin mendekatkan dirinya dengan siswa lainnya.
bel istirahat kedua berbunyi setelah beberapa pelajaran selesai. Lora bangkit dari duduknya dan berjalan keluar untuk le toilet, ia tahu ada beberapa genk kakak kelas yang terkenal di sekolah ini, ia mendengar teman sekelasnya bercerita tentang mereka.
Berjalan sendirian melewati kantin saat akan kembali ke kelas
"Oi anak baru ya?" segerombolan kakak kelas di kantin ingin mengusili Lora yang tampak pendiam sedang melewati mereka.
"....." Lora hanya melirik sesaat dan berlalu karena ia tahu mereka tidak berniat baik padanya
"Wuih belagu banget lu!!" teriak yang lain melihat Lora mengacuhkan mereka.
Tidak berakhir keusilan kakak kelas yang tadi merasa di acuhkan oleh Lora, mereka sengaja menunggu di depan kelas Lora saat bel pulang berbunyi.
Mereka ingin memberi pelajaran pada Lora.
Hampir semua murid kelas 11B telah keluar kelas, sekarang hanya ada Lora dan dua lagi siswa perempuan.
"Lora...kita duluan ya" mereka tetap berpamitan pada Lora walaupun mereka tahu ia biasanya hanya akan mengangguk sebagai jawabannya.
Sekeluarnya dua siswa tadi, Lora pun hendak keluar namun dari arah pintu, masuk 3 orang siswa perempuan dan Lora bisa melihat masih ada dua lagi di pintu sana, mungkin berjaga-jaga supaya bisa memberikan sinyal saat ada guru atau orang lewat.
"Hi...." Sok ramah, suara gadis yang tampaknya keturunan blasteran menyapa Lora
"Hi, elu Lora ya?" kini giliran yang berbadan besar tinggi langsung duduk di samping meja Lora
"Kenalin kita kakak kelas yang lu cuekin tadi di kantin...gua Kimmi, dia Sella dan dia Rita" yang bernama Kimmi terlihat cantik dengan rambut di ikat tinggi.
"..." Lora tidak bersuara, ia hanya menatap mejanya
"Lu gak usah takut...kita gak jahat kok" yang berdarah blasteran bernama Sella duduk di depan Lora dengan mengangkangi kursi dia menghadap ke belakang tepat ke arah Lora
"Iya kita gak jahat kok..." sambut yang bernama Rita
"Okay langsung aja ya...jujur gua gak suka kelakuan elu tadi siang, gak sopan kan nyuekin sapaan orang lain apalagi kakak kelas elu...next kita gak mau liat ada adek kelas nyuekin kita kayak tadi...okay?" Kimmi berusaha melihat mata Lora yang tertutup rambutnya yang terurai
Lora mengangguk tanpa menengok, gestur yang ia lakukan seakan ia takut padahal ia tak ingin menatap ke mata mereka yang sedang berada di sekililing dia.
"Good kalo elu ngerti...besok kita mau lihat elu nyamperin kita kalo kita manggil elu okay?" ucapan Kimmi terdengar seperti perintah sekarang
Lora hanya mengangguk saja tak ingin panjang lebar.
"Gue kira nyali lu gede berani nyuekin kakak kelas, eh sekalinya gini doank...manut manut..ha ha ha..." Rita berdiri dan memegang bahu Lora
"Ya udah yuk kita cabut, nyali dia segitu doank rupanya...anak baik" Sella menepuk-nepuk kepala Lora
Lalu mereka keluar sambil ketawa, memperolok kelakuan Lora.
Lora mendongkak kepala, memperbaiki rambutnya dan menghela nafasnya panjang.
***
Keesokan harinya di sekolah ramai berita terbaru bahwa mobil Kimmi and the genk mengalami kecelakaan, mereka hanya mengalami luka ringan namun tetap di rawat di rumah sakit.
"Lora...kemarin Kimmi and the genk masuk kelas kita buat ngapain? elu langsung pulang kan kemarin?" dua siswa yang kemarin pulang sebelum Lora ternyata melihat Kimmi dan temannya masuk ke kelas.
"Gua langsung pulang" jawab Lora pendek cukup untuk membuat kedua teman kelasnya puas dan kembali ke meja mereka.
Lora yang tempat duduknya dekat jendela menatap langit cerah, secerah suasana hatinya.