Rio sangat pusing memikirkan sikap ibunya yang jarang sekali bisa akur dengan gisa, sebentar akur sebentar bertengkar.
"Bisa-bisa aku terkena tekanan darah tinggi jika terus menerus seperti ini." Ucap Rio mengusap wajahnya kasar.
"Gisa pasti ngambek lagi" gumam Rio lalu berjalan ke arah kamar.
"Sayang." Panggil Rio lembut.
"Ada apa ?" Tanya Gisa datar
'dia pasti marah" gumam Rio berkata dengan dirinya sendiri di dalam hati sembari melihat mata sembab sembab Gisa, rambut acak-acakan, pipinya yang memerah dan bengkak serta bibirnya yang sobek akibat tamparannya tadi. seketika Rio menyesal telah mengangkat tangannya untuk memukul kekasihnya itu.
"Sini mas obatin dulu wajah mu." Ucap Rio
"Nggak perlu mas." Jawab Gisa ketus
"Apa kamu mau wajah mu jadi jelek besok ?" Tanya Rio
"Nurut sayang, jangan buat kepala ku makin pusing." Ucap Rio lalu menghampiri Gisa.
"Shhh..." Desis Gisa saat merasakan nyeri saat Rio menyeka pelan pipinya.