Ferry melepaskan bagian itu. Dilihatnya wajah Alda yang kecewa dengan mata sayu. Tak ingin kenikmatan itu berkahir, Ferry melumat bibir Alda sesaat sebelum akhirnya melepaskan lagi dan berkata, "Ini pertama kali bagiku setelah ibunya Andin meninggal."
Alda sedikit mendesah. "Aku juga. Ini adalah pertama kali bagiku setelah puluhan Tahun ditinggal oleh ayahnya Anna."
Ferry tak menjawab. Dengan lembut ia melempelkan bibirnya ke bagian kenyal sebelah yang belum disentuhnya sama sekali.
"Aahhh, Sayang," desah Alda saat sapuan lidah Ferry begitu menggelikan di bagian itu.
Karena ingin membuat Alda semakin mendesah, bibir Ferry perlahan turun le bagian rusuk, perut dan pusar.
Alda menyandarkan tubuhnya di meja rias, menatap Ferry yang begitu menikmati saat mencium perutnya. Banyaknya selulit di perut membuatnya malu, tapi Ferry sama sekali tidak terpengaruh dan terus menciumi perutnya itu. "Oh, Sayang, geli sekali."