Tommy terbahak. "Aku serius, Andrew. Dan buatku, tak membutuhkan waktu lama lagi untuk memulai mencintainya."
Tatapan Andrew meremehkan. "Aku tak percaya, Tom. Sungguh. Wanita secantik malaikat pun takkan mungkin bisa merampas hatimu secepat itu."
Tommy meraih ponselnya. "Kau ingin mendengarnya?"
Wajah Andrew ikut penasaran. Dengan alis yang saling mengerut ia menatap Tommy yang kini sedang mengotak-atik ponselnya. "Kau menghubungi siapa?" tanya Andrew saat melihat Tommy menempelkan ponselnya ke telinga.
"Menghubungi malaikatku."
Lagi-lagi Andrew menggeleng. Karena tak ingin menghiraukan guyonan Tommy, ia meraih cangkir kopinya dan menyesapnya lagi.
"Halo?" sapa Tommy lembut. Ia kemudian menatap Andrew dan membuat mode loudspeacker, "Kau di mana, Sayang?"
Andrew menyimak dengan wajah penuh penasaran.
"Di kamar. Aku baru saja memandikan Julian. Mereka sedang tidur siang, karena sore nanti akan kuajak mereka ke kolam. Boleh, kan?"
