Anna terkejut dan langsung berdiri. "Keluar, gak? Kalau gak aku akan teriak biar mamimu datang."
Tommy tersenyum. Dan bukannya menurut, ia malah menarik Anna ke dalam pangkuannya.
Zet!
Anna terdiam dalam pelukan Tommy. Ingin menolakpun tidak bisa, karena tangan Tommy terlalu kuat menahannya.
"Cepat katakan, kau ingin bukti apa?"
Anna pun hanya bisa pasrah dan menatap Tommy. Dalam hati ia justru ia senang Tommy memeluknya seperti itu. Pesonanya pun sulit untuk ditolak. Perlahan tangan Anna terulur dan mengalung di leher Tommy. "Kau tidak membuktikan apa-apa. Aku percaya kau benar-benar menyukaiku. Tapi, untuk sementara kita harus menyembunyikan hubungan kita. Aku ingin kau menyelesaikan dulu urusanmu dengan Sherly."
Tatapan Tommy tak berpaling sama sekali dari wajah Anna. "Kalau aku keluar kota, apa kau akan merindukanku?"
Ekspresi Anna kontan berubah. "Keluar kota? Kapan?"
