Tak berapa lama si bibi muncul dengan segelas hot cokelat yang diletakkan di atas baki. "Ini, Non."
Andin tersenyum dan meraih cangkirnya. "Duduklah, Bi. Aku ingin bicara." Ia menyesap sedikit minuman kesukaannya itu. Setelah si bibi sudah duduk di hadapannya, saat itulah Andin mulai bertanya, "Sejak kapan papa menjalin hubungan dengan wanita itu, Bi?"
Si bibi menatap Andin. Meskipun wanita itu pengurus rumah, tapi Andin dan Ferry memperlakukan beliau layaknya keluarga. Apalagi beliau sudah sejak Andin belum lahir sudah mengapdi di rumah itu. Jadi meskipun sudah sangat tua, si bibi masih tetap tinggal bersama mereka karena Ferry tak mengijinkannya untuk berhenti. Hanya saja sang majikan mempekerjakan satu orang, agar bisa membantu si bibi.