"Baiklah. Sampai nanti, Andin."
"Iya, Pak. Bye."
Tut! Tut!
Andin tersenyum lebar. "Sekarang aku tahu bagaimana caranya mendapatkanmu lagi, Tommy," kata Andin penuh penekanan.
***
Tibanya di rumah Sherly dan Tommy langsung masuk ke kamar. Si bibi dan Eneng yang kebetulan melihat mereka masuk dengan tergesa-gesa langsung tersenyum lebar.
"Akhirnya," kata Eneng, "Tapi mereka cepat-cepat masuk ke kamar kenapa ya, Bi? Bahkan mereka tidak menyapa kita."
Si bibi tertawa. "Itu urusan orang dewasa. Anak-anak tidak boleh ikut campur."
Eneng kepo. "Ayolah, Bi. Mereka sedang apa? Kan aku sudah bukan bocil lagi."
Bibi menggeleng kepala. "Mereka sedang melampiaskan kerinduan setelah berhari-hari tidak bersama." Karena tidak ingin anak itu bertanya lagi, si bibi pun meninggal Eneng dengan ekpresi bingung sendiri.
Di sisi lain.
Clek!
Pintu kamar terbuka dan Tommy menutupnya. "Kau ingin berapa ronde?" ledek Tommy seraya membuka kancing kemejanya.