Tanpa berpikir lagi Tommy langsung menarik Andin ke dalam pangkuannya. Mereka berciuman. Ciuman panas yang sama-sama mengingatkan mereka pada masa lalu di dalam pondok itu.
Andin melepaskan bibirnya dan Tommy menatap bingung. "Apa aku menyakitimu?" bisiknya.
Andin menggeleng. "Aku ingin melakukannya di kamar."
Dengan semangat empat lima Tommy membawa tubuh Andin ke dalam kamar. Dan saat membaringkan tubuh wanita itu di atas ranajang, ia berdiri untuk memborong semua tubuh Andin. "Aku sangat cantik," bisik Tommy kemudian mulai menyerang Andin.
Ia melepaskan handuknya kemudian mencium bibir Andin. Tautan lembut yang begitu panas membuat bagian tubuh mereka masing-masing merespon.
Tangan Tommy meraup dada Andin. Dan saat merasakan kekenyalan itu di tangannya, Tommy segera mengarahkan bibirnya ke buah dada Andin.