"Aku tidak punya bir, tapi aku punya wine."
Tommy menatapnya. "Sejak kapan kau suka mengkonsumsi wine? Sepertinya sudah lama kita tidak bertemu, banyak perubahan yang terjadi padamu."
Dalam hati ia berkata, "Sejak kau meninggalkanku dan memilih Sherly. Ia berdecak. "Bagaimana, mau coba? Apalagi cuaca seperti ini, kita memang butuh alkohol untuk menghangatkan diri."
Tommy sendiri sebenarnya membutuhkan itu bukan karena menghangatkan tubuh, tapi untuk mengalihkan pikirannya dari Sherly yang terus saja terbenak dalam pikiran. "Boleh. Tapi kalau aku mabuk, kau yang harus mengantarkanku pulang."
"Kau tenang saja. Aku kan tinggal menghubungi Andrew." Andin tertawa kemudian menghilang di balik ruangan. Sementara Tommy menggelengkan kepala sambil tersenyum-senyum sendiri.
"Ini wine terbaik yang pernah aku coba di Indonesia. Kau harus mencobanya." Andin muncul dengan dua gelas kristal di tangannya, serta tangan yang lain memegang botol wine yang isinya masih penuh.
