Andin bersorak-sorak dalam hati. Namun karena tak ingin Tommy curiga, ia berpura-pura seakan tidak mempermasalahkan itu. "Aku mengerti," katanya lalu melapisi tangan Tommy dengan sebelah tangannya, "Kau bersikap begitu karena saat itu pikiranmu kacau. Sebaiknya sekarang kita turun. Atau kau ingin makan yang lain?"
Tommy tersenyum malu. "Kita makan di sini saja."
Mereka berdua keluar dari mobil dan masuk ke dalam. Namun saat hendak mencari tempat duduk, kursi semuanya penuh.
"Bagaimana ini?" tanya Andin.
"Kau ngotot banget ya mau makan soto?"
"Iya. Kau tahu kan aku paling suka sekali soto ayam, apalagi di saat cuaca begini."
Tommy tersenyum. "Kalau begitu kita bungkus saja dan makan di ...," Tommy menghentikan perkataannya, "Maaf, sekarang kau tinggal di mana?"