Andin melihat Tommy berdiri di pinggir jalan. Namun saat ia berlari untuk mengejarnya, pria itu sudah naik ke dalam taksi. "Brengsek! Sial banget sih aku hari ini. Mana tante Lisa sudah tahu, ditambah Tommy kabur lagi."
***
Karena dua jam yang lalu kepalanya hendak pecah akibat pikiran yang terlalu banyak, Tommy pulang ke rumah untuk istirahat. Dua butir aspirin telah membuatnya lupa akan semua malasah yang dihadapinya. Dan meskipun hanya dua jam saja, tapi itu membuat Tommy sedikit lega.
Dengan tubuh yang hanya mengenakan celana pendek ia menuruni tangga menuju lantai bawah. Rasa haus menyerangnya tiba-tiba, jadi ia ke dapur untuk mengambil air.
"Tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya Eneng yang kebetulan ada di dapur.
"Terima kasih, Eneng. Aku hanya kehausan." Tommy mengambil sebotol air mineral dari dalam kulkas. "Bibi mana?"
"Bibi ke pasar, Tuan. Apa Tuan mau dibuatkan sesuatu?"
Tommy menenggak seperempat dari isi botol. "Kau bisa buatkan aku nasi goreng?"