Angin berhembus cukup kencang, menggoyang rambut panjang Nia yang tergerai. Tersenyum, Kevin menggenggam rambut Nia, menguncir rambut lurus itu dengan gaya ponytail. "Nah, jadi gak berantakan lagi deh," ujar Kevin tersenyum puas. Walau harus meneguk ludah saat melihat leher jenjang Nia yang mulus.
"Huh? Makasih," balas Nia sekedarnya.
Tatapan gadis itu terlihat kosong, redup, seperti rumah yang lampunya yang padam. Ia teringat ucapan para perundung itu. Mereka benar, gadis sepertinya tak cocok untuk Kevin. Kasihan sekali Kevin mendapat sampah bau busuk sepertinya.
"Nia, hei, Nia, kamu kenapa?"
"Huh?" Mengerjap, ia menatap Kevin dengan raut bingung. Memang ada apa dengannya?
"Kenapa kamu diam saja? Bengong yah? Kamu gak mikirin ucapan mereka kan?" tanya Kevin menyelidik, ia menatap tiap guratan wajah Nia, memindai semua untuk mencari tahu apa yang terjadi.