Mela keluar dari kamar mandi, naik ke lantai dua menggunakan lift kecil yang kacanya transparan. Ia lalu masuk ke dalam kamar yang muat untuk 5 orang, merebahkan tubuh di ranjang besar setelah menyalakan Air Conditioner.
Pikirannya menerawang pada kejadian di ruang BK, dimana polisi menginterogasi Nia. "Kenapa Nia menjawab sepeti itu yah? Sebenarnya apa yang dia rencanakan?" gumam Mela mengetuk telunjuk di bibir bawah.
"Apa benar Mela menyuruh preman untuk memukul, hingga Anda patah tulang?"
Pria yang memakai lencana polisi memulai interogasi kepada gadis berkulit pucat. Manik coklat muda Nia bergerak ke samping, menatap gadis berkulit coklat yang menunduk. Ia lalu menatap polisi yang mengerutkan alisnya.
"Itu ..." Remasan tangan Mela di rok mengencang. Ia menggigit bibir bawah saat Nia membuka mulut, menunggu jawaban dengan gusar.