Durhaka, kata pamungkas yang selalu berhasil membungkam anak. Kata yang selalu disematkan pada anak yang dianggap membangkang dan kurang ajar. Mengesampingkan fakta bukan anak yang hanya bisa durhaka, tapi juga orang tua.
Menyebalkan. Orang-orang selalu menekankan anak untuk berbakti, menyayangi sepenuh hati dan tidak melawan lalu dengan seenaknya memberi cap durhaka saat merasa anak kurang ajar tanpa peduli bagaimana sikap orang tua ke anak.
Padahal, tanpa ditekankan, anak akan berbakti jika orang tua menyayangi dengan tulus, memberi mereka hak untuk berpendapat, dan tidak melakukan kekerasan baik fisik maupun mental. Sayangnya, beberapa orang dewasa, tak pantas disebut orang tua.
Marah, kecewa, sedih, itu yang dirasakan saat ada orang tua yang memperlakukan anaknya bak keset, bak seonggok sampah tak berharga, atau boneka yang bisa dimainkan sesuka hati. Menganggap mereka Dewa hanya karena memiliki andil atas kelahiran anak.