Seorang gadis dengan langkah cepat -terkesan tergesa- pergi menjauhi kerumununan, dengan tangan bergetar dan sesekali menoleh ke belakang seperti orang yang sedang dikejar pembunuh. Ia melewati koridor, beberapa ruang kelas yang sepi karena penghuninya berkerumun di gerbang, dan berakhir di halaman belakang sekolah.
Ponsel menempel di telinga, suara statis terdengar saat mendial seseorang. Ia berjalan maju mundur sembari menggigit kukunya sampai terdapat bekas gigitan. "Angkat, angkat, ayo cepat," gumam gadis itu. Jantung berpacu cepat seperti tabuhan genderang perang menunggu jawaban orang di sebrang.
"Iya, halo."
"Kalian dimana? Gak ada polisi yang mengejar kan?" tanya gadis itu setengah berteriak. Keringat telah bercucuran dari gadis itu setelah mengetahui ada korban dari aksi pembegalan yang seharusnya menimpa Nia.
