"Kenapa tiba-tiba kau curiga padanya?" tanya Rangga. "Bukan sebatas firasat saja kan? Sepertinya kau selalu pakai firasat, itu tidak bagus tahu, mungkin saja itu hanya-"
"Aku mendengar sendiri," sahut Kevin memotong kalimat Rangga. "Telingaku masih bekerja dengan normal."
"Wow, sungguh kebetulan sekali~" Rangga terdengar menahan tawa, sudah pasti pria itu menganggap ucapan Kevin sebagai bualan.
"Aku serius. Aku mendengar dia berbicara dengan seseorang mengenai bayaran dan juga target yang salah—" Kevin bisa mendengar nafas Rangga yang terputus-putus menandakan pria itu sedang menahan tawa namun gagal. "Hey kau pikir aku cukup bodoh untuk bisa salah paham? Kalau kau bilang ini adalah kebetulan, apa kau juga akan berpikir kedekatan Tiara dengan Nia hanyalah kebetulan? Ayolah bung, kau tak ingin aku menganggapmu seperti si Angga kan?"