"Kamu kan yang suruh preman itu memukul Nia?" Mela mencondongkan tubuh mendekati Tiara, menatap iris coklat gelap yang penuh kelicikan itu. Diam-dian Mela menekan ponsel yang ia sembunyikan di balik punggung. Layar ponsel langsung menunjukkan gambar gelombang dengan tulisan rekam.
"Kamu jangan asal tuduh. Lagipula bukannya bagus anak sialan itu terluka?" Bukankah kalimat Tiara sangat kejam untuk seseorang yang mengaku teman Nia? Mela tak habis pikir bagaimana sepupunya itu bisa percaya pada gadis ular. Trik apa yang dilakukan Tiara sampai Nia mau berteman dengan gadis ini?
Mela terus menyudutkan Tiara hingga kalimat yang dari tadi ditunggu keluar dari bibir berbentuk hati itu. "Kamu terlalu lama. Aku harus bertindak duluan sebelum hubungan mereka semakin jauh," balas Tiara menyentak tangan Mela yang mencengkram dagunya.