Rangga kemudian menyikut lengan Angga. "Memangnya ada hubungan apa diantara kalian?" tanyanya sembari menaik-turunkan alis ke arah Nia dan Kevin bergantian.
"Oh sial!" umpat Nia dalam hati.
Angin berhembus kencang menerbangkan helaian rambut hitam tergerai Nia. Gadis itu mematung melihat kedua orang yang berdiri tepat di depannya. Terlebih tatapan dua pemuda yang mempunyai wajah sama konyol dengan Kevin sangat mengganggu. NIa tak suka perasaan ini. Seolah terpergok mencuri sesuatu dan harus memberi alasan agar tidak dicurigai. Padahal tak ada yang dicuri, hanya hati pemuda bermata sipit yang telah dicuri Nia dan tak dapat dikembalikan.
"Enak yah jadi Kevin, dijenguk pacar. Aku kalo sakit gak ada yang jenguk," ujar Angga merengut. "Aku juga sama. Nasib jomblo mah gini," timpal Rangga merangkul Angga dengan bibir tertekuk ke bawah.
"Iyadong aku dijenguk pa--" Belum sempat menyelesaikan kalimat, ucapannya terpotong oleh Nia. "Kami gak pacaran. Aku menjenguknya karena hutang budi."