Kevin melongokkan sedikit kepala agar dapat melihat apa yang ada di balik dinding. Pupil matanya seketika membesar saat mendapati Nia datang dengan beberapa bungkus makanan di tangan kanan dan ponsel di tangan lainnya. Nia awalnya menunduk dan fokus mengetikkan sesuatu pada layar ponsel sampai suara Tiara mengalihkan perhatiannya.
"Oh hay~"
Nia tersenyum sangat manis. Ini cukup membuat Kevin berdecih, antara iri dan kesal. Iri karena seharusnya Nia tersenyum begitu untuknya dan kesal karena Tiara begitu mulus menyembunyikan kedok busuknya. Kevin rasa dia harus muncul saat ini juga.
"Nia... aku..." Tiara langsung menghambur ke pelukan Nia. Pundaknya bergetar hebat saat gadis itu menumpahkan tangis di bahu Nia. Sekali lagi membuat Kevin semakin iri hati. "Aku benar-benar merasa bersalah, seharusnya aku tidak meninggalkan kamu waktu itu...," lanjut Tiara masih memeluk Nia dengan erat.
"Sudah lah lupakan saja, aku tidak apa-apa kok," balas Nia sembari mengelus punggung Tiara.