Rerumputan dan bunga matahari di dalam pot nampak bergoyang tertiup angin. Begitu pula dengan rambut hitam panjang milik gadis yang kini mematung. Rona merah perlahan menjalar dari pipi naik ke telinga setelah mendengar rayuan pemuda di samping.
Ia berusaha menutupi malu dengan memalingkan muka menatap berbagai bunga dalam pot yang ditaruh di beberapa titik taman Rumah sakit. Tangannya memegang dada kiri dimana jantung berdetak kencang. Ucapan sang kekasih memberi dampak pada suasana hatinya.
"Nia, kok noleh ke samping sih? Tatap aku dong," rajuk Kevin menggenggam tangan Nia.
Nia terkesiap hingga menyentak tangan Kevin. Menarik dan hembuskan napas berulang kali sebelum menoleh ke Kevin yang tengah tersenyum.
"Kenapa kamu senyum?" ketus Nia bersedekap seraya menatap tajam pemuda sipit itu.