"Selamat tinggal dunia," lirihku dengan air mata yang menggenang seraya menjatuhkan tubuhku dari pagar pembatas. Aku bisa merasakan hantaman angin yang menusuk kulit. Tak ku sangka angin bisa sesakit ini, dadaku seperti ditekan dari dalam dan hampir meledak.
sedikit lagi punggung ini akan menghantam jalan beraspal. Senyum terukir di bibir, menyapa malaikat maut yang sudah menanti di bawah sana.
"Nia! Kumohon jangan mati! Aku mencintaimu!"
Suara apa itu? Apakah ini hanya bayanganku karena sebentar lagi ajal menjemput?
"Nia! Pegang tanganku!" Kelopak mataku terbuka mendengar seseorang memanggil. Seketika pupil melebar dua kali lipat melihat tangan seseorang berusaha meraih tubuhku. Aku mungkin sudah gila, aku mau mati tapi kenapa tangan ini meraih uluran pemuda itu?