"Jadi lebih enak karena kamu yang suapin," ujar Kevin dengan senyum yang lebih mirip ke menyengir.
"Ck merayu terus kerjaanmu," ketus Nia menaruh piring di kasur.
"Hehehe soalnya aku suka liat pipi meronamu," ujar Kevin dengan cengiran lebar.
"Apasih? Tanganmu gak sakit kan? Makan sendiri." Ow, ternyata Nia merajuk. Bibirnya mengerucut karena sebal diledek Kevin. Pemuda pucat itu gemas, ingin rasanya mencubit bibir mungil Nia jika tak ingat gadis itu sedang sakit.
"Iya deh makan sendiri," balas Kevin mengigit apel sembari mengedarkan pandangan ke sepenjuru arah. Rasa kagum Kevin bertambah ketika melihat banyak buku dan catatan di kamar ini. Tipikal anak rajin yang mengejar nilai. Beda dengan Kevin yang pemalas. Ia jadi malu selalu menghindar tiap kali orang tuanya menyuruh belajar.
"Kevin," panggil Nia. "Ya?" Kevin menolehkan kepala, menatap iris kecoklatan Nia.
"Kamu sungguh menyukaiku?"
