Kesempurnaan, satu kata yang paling ku hindari. Hanya dengan mendengarnya saja sudah membuat tubuhku bergetar, kepala pusing tujuh keliling, dan mata berkunang-kunang. Sebuah kata yang selalu diucapkan berulang oleh dua orang yang bertanggung jawab atas kehadiranku di dunia.
Kata yang diagung-agungkan hampir semua orang. Namun tidak bagiku. Rasanya mendidih tiap kali orang menginginkan kesempurnaan. Aku muak, dituntut bisa melakukan apa saja. Bahkan robot yang katanya canggih, bisa mengalami error. Apalagi aku yang manusia. Persetan dengan sempurna.
Terdengar suara gagang pintu digerakkan ke bawah, melotot menyadari Kevin baru sampai di tanah berumput. Sementara orang yang tadi ada di mobil sudah ada di depan kamar Nia. Buru-buru Nia menjatuhkan tangga hingga terdengar suara berdebum. Berdiri bersandar sambil memandang langit tanpa bintang ketika wanita berambut coklat masuk ke kamarnya.