Mati rasa. Mungkin itu yang ku rasakan. Tak peduli melihat kemesraan orang lain. Mengabaikan orang yang ingin masuk ke dalam kehidupan. Dan fokus pada kegiatan yang tak melibatkan cinta.
Namun akhir akhir ini aku bingung. Aku masih tak tertarik dengan kehidupan asmara. Tapi ada seseorang yang berusaha membongkar pintu hatiku yang terkunci rapat. Aku takut satu demi satu kunci itu terbuka lalu aku terbuai olehnya dan kembali terhempas hingga jatuh ke jurang yang lebih dalam dari jurang yang pernah ku datangi.
"19...., 20...., hah capek. Pak, udah belum?" tanya Sani yang sedang push up. Keringat membanjiri tubuh Sani sampai kaos olahraganya basah. Wajah gadis itu memerah dan tangannya gemetar menahan berat tubuh. Di sebelah Sani, ada Nia yang juga push up. Keadaan Nia sama dengan Sani, yang membedakan hanya Nia bisa menahan untuk tidak mengeluh.
