Bel berbunyi membubarkan kerumunan yang berdiri di depan papan tulis, berebut ingin tampil. Meninggalkan Nia seorang diri di kelas sambil meremas perut yang mendadak nyeri. Ingin ke kantin tapi berdiri saja sakit. Mungkin ia harus puasa.
Namun tanpa diundang, seorang pemuda berambut cepak berjalan ke kelas Nia dengan senyum lebar. "Nia, ini ku bawakan makanan," ujar Kevin dengan senyum lebar menunjukkan gigi rapih putihnya seperti iklan pasta gigi yang sering Nia lihat.
#
.
.
Seorang pemuda oriental bertubuh tinggi berlari ke arah kantin, membelah kerumunan manusia yang berebut makanan. Seperti zombie yang berebut manusia untuk dimangsa. Saling sikat, saling dorong untuk dapat membeli makanan yang mereka inginkan. Sericuh itu kantin tiap istirahat, kecuali menit terakhir istirahat.