Sepulang dari sidang pengadilan itu Syifa tampak lesu tidak bergairh. Ia kemasi barang-barangnya dan bersip untuk mencari kontrakan tempat ia tinggal."Nak Syifa bisa tinggal ke tempat bibi dulu sebelum dapat kontrakan, tetapi rumah bibi jelek, makan juga seadanya karena bapak bekerja hanya sebagai buruh tani di kampung." kata bi Jum sambil membantu beres-beres barang miliknya. "Terserah bibi sajalah aku tidak bisa berfikir saat ini serasa ingin pingsan saja aku ini. Entah dosa apa yang telah aku lakukan hingga semua bisa seperti ini. Rumah ini peninggalan kakek dan nenekku, mestinya aku bisa merawatnya dan menjaganya agar tetap ada, tetapi kini aku gagal lakukan itu semua dan rumah ini sebentar lagi aku akan meninggalkannya karena bukan milikku lagi." Tutur Syifa kepada bi Jum.