Kota Tua, Sentral.
Dimitri melihati sosok perempuan di depannya dengan tatapan penuh kebencian. Dadanya yang tersayat, terasa sangat perih sekali. Dimitri merasa kalau saja ia terlambat bereaksi tadi, besar kemungkinan, paru-paru bahkan jantungnya yang bakal menjadi korban.
Dimitri menilik kembali perempuan di hadapannya itu, yang kali ini menunjukan hawa sangat berbeda dari sebelumnya. Raut wajah yang datar, mata yang tiada sinar kehidupan, gelak tubuh yang kaku, melihatnya membuat Dimitri merasakan kalau perempuan di depannya hanyalah boneka yang tidak mempunyai emosi.
Hawa dingin yang dikeluarkan oleh Vanessa mulai membuat tubuh Dimitri menggigil, inten membunuh yang sangat kuat merangsek masuk ke setiap pori tubuhnya menusuk tulang. Keringat dingin mulai mengalir di tengkuk, Dimitri semakin terheran dengan Vanessa saat ini.
"Kau… siapa kau?"
Tanya Dimitri mulai ragu, kalau yang di depannya itu adalah Vanessa.
