Di depan markas Ishvara. Di atas langit sana, seorang perempuan yang memakai kacamata hitam tersenyum lebar memandangi Lembuswana yang tidak jauh di depannya. Perempuan itu, Anggi, mengusap darah yang mengalir keluar dari mulutnya dengan lengan. Kembali mengalirkan aura ke dua tangannya.
'Menyebalkan, walau memakai flyingboard. Bertarung di udara benar-benar bukan keahlianku.'
Anggi kemudian melihat Lembuswana bergerak cepat ke arahnya, sembari menghunuskan belalainya bagai tombak. Untuk ukuran sebesar Lembuswana, pergerakan mahluk mistikal itu bisa dibilang cepat. Sebelumnya, sewaktu masih melawan Arvi dan rekannya dari Ishvara, Lembuswana hanya berdiam diri dan menyerang sekadar menggunakan sayap dan belalainya.