Di malam yang dingin nan mencekam. Roxanne menuntun Presiden Jihan ke depan sebuah batu yang terdapat lubang seukuran telapak tangan manusia di permukaannya. Batu tersebut bisa bercahaya ketika terang bulan tidak tertupi oleh awan. Malam itu bukanlah bulan purnama, namun batu tersebut tetap dapat bercahaya, walau tidak seterang sebelumnya. Batu itu kini hanya mengeluarkan sinar seterang lampu sekarat.
Roxanne menyuruh Jihan untuk memasukkan tangannya, lalu menyentuh dasar batu. Pada awalnya, para pendamping Presiden, termasuk Gunawan, melarang Jihan. Karena mereka takut terjadi hal yang tidak diinginkan kepada pemimpin mereka sewaktu memasukkan tangan ke lubang misterius pada batu itu.
Rakha langsung membalas kalau ini merupakan perintah Guildmaster Bayu. Seorang pemimpin harus berani memimpin rombongannya. Oleh karenanya, mereka hanya ingin Jihan yang menuntun rombongan melalui jalan batu-batu bercahaya.