Tazkia mendekati cermin besar di meja riasnya. Pada pantulan cermin, Tazkia melihat bayangannya sendiri, menyimpan telunjuk di depan mulut, mengisyaratkan Tazkia untuk tidak berbicara. Tazkia mengangguk mengerti.
Tazkia tentu tertegun ketika melihat bayangannya bergerak sendiri. Namun, ia dibuat lebih terkejut lagi ketika ke dua tangan bayangannya itu, keluar dari cermin lalu menggenggam lengannya. Tazkia sontak ingin berteriak, namun sebelum sempat ia membuka mulut, ke dua tangan itu telah menarik tubuhnya masuk ke cermin. Sedangkan tubuh bayangannya keluar dari cermin menggantikannya di dunia nyata.
Sewaktu Tazkia masuk, ia ingin langsung kembali, namun sebuah cengkraman di pundak menghentikannya. Tazkia melihat pemilik tangan itu yang ternyata adalah ibunya, Lamria. Tazkia ingin berucap, namun ibunya menempelkan telunjuk di bibir Tazkia.
Lamria lalu berpaling ke Mary yang melayang tidak jauh darinya. Mary tanpa pikir panjang langsung melucuti pakaian Tazkia dengan membakarnya.