Pertarungan terus berlanjut, Mary di angkasa telah menghabisi seluruh pasukan flyingboard yang berada di sekitarnya. Mary kembali ke sosok gadis kecil seperti semula, tangan mungilnya telah terwarnai oleh darah, yang masih menjatuhkan tetes demi tetes darah segar dari jari jemari ke lautan luas.
Mary menoleh ke arah Aarifa berada, karena ia mengingat ucapan Anggi yang menginginkannya mengawasi dokter pemabuk itu. Tapi, Mary seraya menatap kosong melihat dokter itu yang berbaring di flyingboard sembari meminum teguk demi teguk bir dalam botol. Mary dapat melihat sisa air dalam botol hanya sekitar seperempatnya lagi. Aarifa meminumnya sedikit demi sedikit.
"Dia perlu diawasi? Keadaannya tampak sangat terkendali bagiku."