Gelap. Tazkia menatap kosong pada kehampaan di sekelilingnya. Dia tidak tahu bagaimana bisa berada di sana. Tubuhnya bagai melayang di tengah kegelapan, dengan hawa dingin merasuk kulit menusuk tulang, ia satukan ke dua tangan, merasakan tubuhnya menggigil. Tidak yakin apa menggigil karena dingin atau karena rasa takut.
Tazkia tahu matanya terbuka, tapi padangannya gelap gulita. Tangannya yang ia rapatkan, dapat dirasakan tapi tiada tampak. Saking gelapnya, ke dua matanya tidak bisa melihat tubuhnya sendiri.
"Di mana ini?"
Tazkia mengingat kembali kejadian dirinya sebelum ia berakhir di tempat ini. Ia ingat sebelum hilang kesadaran, ia bertemu dengan Panji.
"Apa saya telah meninggal?"
Tazkia mulai berpikir kalau ini mungkin ajal yang ia terima. Tazkia tersenyum tipis, matanya mulai berair namun tiada tangis mengalir.
"Pada akhirnya tidak ada apa pun yang dapat teraih,"