Retakan dimensi stasiun Buitenzorg, malam hari sekitar pukul delapan.
Citra berjalan di tengah jalan pemukian sembari memerhatikan sekelilingnya. Lima meter di belakangnya, Rakha mengikuti tanpa bicara sepatah kata apa pun sejak kejadian tadi di lubang masuk retakan. Sama seperti Citra, ia memerhatikan sekitarnya dari balik mata yang tertupi rambut. Ia memandangi Citra di depan sana, yang berjalan tegap dengan tangan selalu menggenggam gagang pedang di pinggulnya.
Rakha lalu melihat ke langit yang hitam pekat, tidak ada bintang maupun bulan di sana, padahal dari layar ponselnya ia tahu kalau ini sudah malam.
'Seperti inikah rasanya berada di retakan dimensi?'
Ngiiiiing
Seketika telinganya berdengung memperingatkan adanya musuh yang mendekat. Rakha langsung memancarkan auranya ke sekitar sembari mencabut pistol aura yang tergantung di sabuk celananya.
Citra merasakan pancaran aura yang disebar oleh Rakha, ia melihat ke belakangnya dengan dahi mengerut.
Bang!