Hampir delapan jam Min Su Ri, anak pertama dari keluarga Min itu membersihkan rumah merahnya, dilantai dasar dimana pembantunya benar-benar berdiri di depan gerbang rumah mewah itu tanpa bisa duduk bahkan minum sedikitpun di cuaca yang sangat panas sampai ke ubun-ubunnya.
Semua bersih, terbuang dan semua truk sampah sudah pergi dari area rumahnya. Sumpah, Su Ri bahkan kelelahan menanganinya. Membersihkan rumah besar dan semua perabotan yang rusak lalu menggantinya yang baru menatanya kembali dan membereskannya memang bukan masalah besar.
Tapi semua ini memang sudah keterlaluan, terlampau malah dan mengulangi hal yang sama Su Ri memilih mengambil colla yang sengaja dia ambil dari kamarnya untuk meredakan kelelahannya, amarah dan sedikit kekesalan yang sengaja dia tidak tangani begitu saja.
Minum tidak membuatnya berhenti, mandi tidak membuatnya mereda, bahkan rebahan di ranjang kamarnya juga tidak ada perubahan sama sekali.
Kim Yoon Gi benar-benar berhasil membuat Su Ri merasa tidak berguna menjadi istri karena emosinya meledak, menelfon Tae Jung?
Tidak, jika Tae Jung, semua kebenciannya semakin mendera pada perasan Tae Jung. Su Ri ingin rumah tangganya aman-aman saja dan berjalan santai, tapi melihat bagaimana Yoon Gi memperlakukan Su Ri seperti ini dia merasa jengah.
Haruskan wanita itu? Haruskan si jalang itu? Haruskan wanita itu? Haruskah? Tidak ada cara lain.
Sambungan telefon tersambung dari Su Ri menuju istri mantan pacarnya. Siapapun bisa menebaknya, siapapun bisa tahu siapa dia, jelas sekali, ketahuan sekali, dan hidup sekali. "Kak, ada--"
"Jalang, kau jalang Min Ji So," ucap Su Ri mengeluarkan kalimat kasar dan makian mengerikan lagi setelah hampir dua tahun dia tidak mendapat dan mendengarnya keluar dari mulut kakak perempuannya.
"Apa maksudmu? Apa yang sedang berusaha kau--"
"Sadarkah kesalahan di masa lalumu berhasil membuat keluargaku rusak, Min Ji So?" ucapan Ji So terpotong oleh kakaknya sebab dia masih terlanjur kesal dan jalan satu-satunya untuk meredakan kesalahannya adalah jalangnya. Jalang miliknya.
Benar, adiknya lah jalang dari segala dan sumber dari semua yang terjadi di hidup Su Ri.
"Kak, apa kau baru saja beetemu dengan suamiku?" tanya Ji So baik-baik pada kakaknya agar dia tidak kembali bermusuhan atau bertengkar dengan kakaknya dan satu saudara terbaik yang masih hidup setelah ayahnya yang meninggal karena peledakan mansion saat itu.
"Ya, aish. Kau, sialan! Yak! Kenapa ada dan lahir di dunia ini untuk merusah hidupku hah? Tidakkah kau puas melakukan semua ini, keluargaku, hidupku, perasaanku, fisikku, dan mentalku."
"Persetanan kau Min Ji So!" murka Su Ri pada adiknya karen kekesalannya begitu saja meledak karena dia berhasil mengingat bagaimana Yoon Gi main tangan dengannya, memukul sangat keras dan menamparnya, berusaha memberinya pelajaran namun semuanya semakin menjadi runtuh dan membuatnya hampir mati saja.
Hanya saja bagi Su Ri, bukannya dia semakin merasa sadar dan bersalah wanita itu justru merasa dirinya benar-benar kesal dan tidak sabar ingin semuanya baik-baik saja saat dia gagal melupakan mantan pacarnya yang dekarang sudah menjadi suami adiknya, paman bagi anak-anaknya dan adik iparnya.
Su Ri tidak rela, dia tidak mau, dia tidak menginginkan ini. Kenapa kejadian malam itu menjadi hari dan malam yang mengerikan untuknya, dimana Su Ri kehilangan kepercayaannya pada adiknya begitupun dengan pria yang dia cintai pertama dan terakhir sebelum Kim Yoon Gi, suaminya.
"Kak, kau berlebihan. Kau menyalahkanku saat kau sendiri tahu aku tidak salah."
"Kak, kau terus melampiaskan kemarahanmu dan dalam jiwamu yang salah pada adikmu saat aku tidak melakukan apapun. Sadarkah kau Kak jika kau memang terlalu tergila-gila pada suamiku sampai kau benar-benar gila?" Rahang Su Ri mengeras, dia marah dan kesal tanpa jeda, dan masalah ini juga yang berhasil membuat keduanya bertengkar.
"Kak dengarkan aku dulu," balik marah, Ji So meminta bagiannya untuk menjelaskan dimana letak kesalahannya bahkan saat Ji So juga tidak paham apa yang sedang dia rasakan.
Marah? Iya!
Kesal? Tentu!
Tidak terima? Apa lagi!
Ini soal harga diri, bahkan masalah itu sudah berlalu hampir tigapuluh tahun, tapi kakak perempuannya salah egois ingin mengingatnya bahkan saat mereka sudah saling berkeluarga?
Ini tidak logis sama sekali
"Aku istrinya sekarang, Woo Sik milikku sampai kapanpun, mungkin caraku memang terlihat bodoh dan egois, tapi semua kesalahan, aku menerimanya, dia memberiku pelukan bahkan saat dia tahu jika aku adikmu, pria yang kau katakan jika dia sangat mencintaimu bahkan bisa mencintaiku setelah aku dinyatakan hamil dan menikah."
"Buka matamu, Kak! Kau dibutakan dengan perasaan dan egomu yang berhasil merusak semua orang disekelilingmu saat kau tahu kau ingin semua orang menjadi seperti apa yang kau inginkan saat kau tahu kau gagal dalam mempertahannya." Ji So terkekeh mengingatnya.
"Kau egois dan kau kalah, berhenti bermain-main Min Su Ri. Kau sudah kalah di lever satu."
○○○
"Bagaimana menurutmu, paman?" tanya Tae Jung pada Go Hyung saat dia benar-benar tidak tahu harus bertanya pada siapapun saat isi kepalanya begitu pusing hanya ocehan yang diberikan Ji Kang kepadanya.
Go Hyung memang sengaja Tae Jung beritahu, karena baginya akan sangat kentara jelas jika Tae Jung sengaja menjauhkan masalah pribadinya sepeeti yang Ji Kang minta jika Tae Jung tidak mengatakan apapun atau berbagi apapun untuk Go Hyung.
Sebrengsek dan menyebalkannya Go Hyung untuk Tae Jung yang sangat amat merugikan, dia masih pria yang sama yang akan mengusahakan apapun, yang akan memperlakukan Tae Jung baik sebagaimana dia akan memperlakukan sangat amat baik melebihi dia memperlakukan Song Ji Min, anaknya.
Kim Tae Jung adalah sumber uang Go Hyung, pria itu cukup tahu apa yang harus dia lakukan dan apa yang tidak harus dia lakukan. Menyatu dengan dunia buruk, kotor, munafik dan politik membuat Go Hyung hafal apa saja yang harus dia rencanakan untuk keluar dari maslaah yang sebenarnya akan ada.
Hanya saja, Go Hyung saat ini terlihat begitu sangat malas memperdalam dan hanya ingin main di belakang saja. Asal uang, kan?
"Aku tidak tahu, tuan," jawab Go Hyung yang merada sangat tidak bisa memberi bantuan sama sekali pada Tae Jung sama sekali. Apa yang Ji Kang katakan pada Tae Jung memang benar. Go Hyung bekerja pada Tae Jung seratus persen, hanya saja menurut Go Hyung hari ini, dia ingin berdamai hanya satu hari dengan pria itu.
Yang Ji Kang katakan memang bukan main-main, jika saja seseorang bermain-main dengan wanita memang akan sangat rumit, tidak hanya merepotkan satu orang, bahkan bisa satu duania.
Keluarga, kelompok kecil, dan besar. Lupakan, dia tahu benar dan besar siapa yang sedang dihadapkan satu sama lain.
Hanya wanita bodoh, kolot, lugu, dan merepotkan seperti Jeon Eun Ra. Hanya saja bagu Go Hyung, menyenangkan mempepanjang masalahnya, walaupun itu bukan sekarang, kau tahu?
"Tapi untuk kali ini aku satu pendapat dengan tuan Ji Kang, apa yang dikatakannya ada benarnya."
"Wanita bisa merusak semuanya dan apapun, tuan. Aku mengenyampingkan Song Ji Min, anakku sedikit. Ini sensitif dan akan membuatmu marah dan tidak nyaman juga."
"Tapi, jika Jeon Eun Ra dijadikan Seo Soo Bin yang kedua, semua akan hancur tuan. Kau masih ingat saat begitu banyak orang yang tidak selamat? Ada tuan Min yang meninggal karena ledakannya, wanita yang kau cintai Soo Bin, dan juga istriku yang berharga."
Mansion, beberapa barta, dan masih banyak lagi yang perlu disayangkan oleh Go Hyung karena dia tidak ada di sama, istrinya meninggal, mati remuk tanpa tersisa namun dia bersyukur masih ada Ji Min yang dia miliki walaupun egois, separah dan menyebalkan apapun Ji Min, dia akan menjadi anak Go Hyung sampai kapanpun.
Orang-orang menghakiminya, irang-orang ingin membunuhnya, dan orang-orang sudah dia bayar melindungi nyawanya, Go Hyung sudah mencadangkannya.
Dan kenapa saat Ji Min hampir mati di tangan Tae Hyun Go Hyung kecolongan dan nyawa anaknya yang dicadangkan untuk Ji Min tidak berlaku, karena ada seseorang yang Go Hyung percayai tidak akan membuatnya mati sia-sia.
Ya. Tidak perlu diperjelas sekarang.
"Apa kau tidak mencintai istrimu dengan perasaanmu, paman?" tanya Tae Jung dengan bodoh begitu mendengar penjelasan dari mulut satu-satunya Go Hyung karena begitu protektif melarangnya menyukai wanita manapun.
Go Hyung memang hanya pamannya, bahkan tidak sedarah, yang membuat Tae Jung harus mendengarkan apa yang dia inginkan.
Tapi baginya Go Hyun benar-benar bukan siapa-siapa.
Dan Tae Jung juga tahu, dia sadar diri jika apa yang Tae jung sukai akan mengundang adiknya untuk menyukainya yang berakhir semua mati dan rusak berantakan.
"Kenapa kau bertanya seperti itu, tuan?" tanya balik Go Hyung karena dia kebingungan dengan pertanyaan Tae Jung padanya.
"Kau memintaku untuk tidak berurusan dengan wanita, kau memaksaku untuk tidak berurusan dengan wanita, bahkan kau mengajariku untuk jangan mencintai wanita. Tidakkah sadar jika kau terlalu mengaturku saat kau tahu kau bukan siapa-siapa bagiku, paman?"