Chereads / Gong Eun Ra : Contested Woman / Chapter 25 - 25. Pekerjaan Baru Yang Diinginkan.

Chapter 25 - 25. Pekerjaan Baru Yang Diinginkan.

"Aku benar-benar membenci ayah entah karena apa, yang pasti ayah membuatku ingin membunuh Tuan Tae Jung. Dia merebut semua asistensi ayah terhadap anaknya," marah Ji Min saat Go Hyung begitu santai benar-benar menyeret anaknya sendiri untuk masuk ke dalam mobil, memulangkannya dengan Go Hyung sendiri yang mengantarnya.

"Tidak ada cara lain. Jika kau terus melakukan hal buruk pada tetanggamu di rumah, ayah akan mengurungmu di rumah atau di apartemen dekat rumah kakekmu," jawab Go Hyung tegas membuat Ji Min memutar bola matanya malas. Kali ini Ji Min menatap serius ayahnya dan kembali berbicara.

"Ayah akan sangat menyesal memulangkanku, aku akan pastikan itu." Ji Min berjalan meninggalkan Go Hyung, masuk ke rumah lalu terduduk di sofa rumah yang sudah ketiganya lupakan hampir sepuluh tahun.

Go Hyung cukup ragu meninggalkan anaknya, bahkan saat Ji Min berjalan masuk ke rumah mereka yang dulu untuk mengecek keadaan rumahnya Go Hyung terus ragu.

Ada yang membersihkan rumahnya setiap dua minggu sekali, dan Go Hyung sudah menghubungi bibi yang dia bayar untuk jangan mengurusnya selagi anaknya tinggal di sana.

Go Hyung hanya ingin anaknya mandiri, seperti sebelumnya.

"Jaga dirimu, ayah tahu kau membenci ayah, lebih benci lagi jika kau membunuh orang lagi, Ji Min," gumam Go Hyung kembali masuk ke mobilnya, meninggalkan anaknya yang berusia hampir masuk ke tahun yang ke duapuluh empat.

Go Hyung meninggalkan tempat kelahirannya kali ini, dia berusaha melupakan apa yang baru saja terjadi dan akan datang ke mansion dimana dirinya akan menjemput Tae Jung dan Eun Ra untuk ke tempat pembedahan.

Pekerjaan medis, mengambil beberapa organ dalam yang bisa dijual belikan.

Kembali ke Ji Min.

"Rumah ini rapi," gumamnya saat berhasil menarik kopernya ke lantai dua dimana hanya ada kamar di sana. "Untuk ranjang juga," lanjut Ji Min dengan mendudukkan dirinya di atas ranjang mencari keamanan. Melihat sudah aman, Ji Min mulai merebahkan dirinya.

"Astaga" keluh Ji Min saat matanya melihat dengan serius bagaimana langit-langit kamarnya sama sekalo belum berubah sedikitpun.

"Nasibmu sangat buruk Ji Min," ucap Ji Min pada dirinya sendiri untuk mempertegas bagaimana dia mendapatkan nasib yang sangat buruk.

"Jika kau tidak dilahirkan oleh Song Go Hyung, kau bisa bertahan hidup di tempat pelelangan, jika kau tidak mati setidaknya ada seseorang yang akan membelimu, mengelusmu, membuatmu bertingkah seperti kucing diranjangnya, lalu bercinta. Bukankah lebih menyenangkan seperti itu daripada menjadi pembantu karena ibu, ayah memang pekerja di sana?"

"Kau miris Ji Min," hardik Ji Min pada dirinya sendiri, lagi. Berkali-kali sampai tidak pernah bosan. "Haruskag aku membunuh Kim Tae Jung?"

"Jika Eun Ra aku buat seperti Soo Bin, pasti tidak akan menggemparkan lagi," keluh Ji Min yang sadar jika yang sudah dia lakukan bukanlah masalah besar untuk dirinya sendiri.

"Ibu," panggil Ji Min pada suasana yang menjadi sunyi. "Kau harus melihat seberapa perempuan menjijikan itu, (Soo Bin) sudah bisa kau tangani di atas sana ibu, jalang tetap jalang. Mau sebaik dan sepenurut apapun mereka, mereka tetap saja membuat mual!"

"Wanita tidak tahu diri yang melukai harga diri dan perasaan ibu bahkan sebelum ibuku bunuh sendiri." Ji Min tersenyum miring. Sial. Dia menjadi gila hanya karena seorang Soo Bin yang menjadi pelacur di mansion lama Tae Jung.

Hanya Tae Jung yang tidak menggunakannya, Tae Hyun adalah tuan paling cerdik dalam melakukan sex saat itu.

"Jadi, kau pelakunya?" tanya seorang pria yang tiba-tiba sudah masuk ke dalam kamar Ji Min dengan memegang satu pisau kecil di tangannya asal.

"Kenapa? Apa yang kau inginkan tuan Tae Hyun?" gugup Ji Min saat itu juga.

○○○

"Aku benar-benar jalang menjijikan," decit Eun Ra begitu mendapati perlakuan kasar dari Tae Jung, tuan yang membelinya. Tae Jung menaikan senyumannya remeh, kali ini serius.

"Kau merubah jalang menjadi jalang? Bagus, setidaknya kau mengetahui posisimu kali ini," jelas Tae Jung membuat Eun Ra hampir muntah dengan apa saja yang Tae Jung lakukan padanya.

Ingin Eun Ra beritahu? Baiklah.

●Kilas balik●

"Telan, sialan!" maki kasar Tae Jung membuat Eun Ra menutup mulutnya dengan memuntahkan semua yang Tae Jung masukkan ke dalam mulutnya.

"Wine tidak akan membuatmu mati, telan!" desak Tae Jung dengan memasukkan wine satu setengah gelas ke dalam mulutnya dan memaksa Eun Ra untuk meminumnya melalui bibirnya.

"Ini manis, lebih manis lagi karena ludahku yang mengantarkannya," ucap Tae Jung memberi sedikit tawaran karena Tae Jung masih tidak kasar melakukannya.

Jika yang di depan wajahnya adalah Soo Bin, Eun Ra akan habis. Dulu sekali, Tae Jung hanya melihat Soo Bin berbicara dengan Tae Hyun dan Tae Jung menghukumnya dengan membuka mulut Soo Bin menggunakan garpu.

Menuangkan satu botol wine dengan kadar tinggi dalam satu kali tuang dengan membuat Soo Bin menelannya hampir semuanya, dengan sebagian keluar.

Ini apa?

Tae Jung memperlakukan Eun Ra sangat manis, kenapa Eun Ra justru merengek seperti ini? Lemah sekali!

"Kau pikir ini tidak menyakitiku? Ini membuatku mual, dan ya! Apa-apaan ini?" tanya Eun Ra yang hampir kecewa dengan apa yang dia lakukan dan dapatkan saat itu.

"Kenapa?"

"Kau ingin memakiku? Berhenti mengatakan sesuatu dan terima saja hukumanmu," desak Tae Jung dengan mencengkram rahang Eun Ra kasar dan menuangkannya langsung. Seperti Tae Jung melakukannya pada Soo Bin.

Namun hanya setengahnya.

"Uhuk... uhuk... uhuk..." Eun Ra sampai terbatuk-batuk dan memukul dadanya. Sangat panas, Eun Ra tidak bisa menahannya sama sekali.

"Kau ingin membunuhku?" tanya Eun Ra di sela-sela pusing di kepalanya yang memutar. "Ya," jawab Tae Jung langsung saja.

"Jika aku ingin membunuhmu, seharusnya satu hari setelah kau datang aku langsung membunuhmu saja dengan cara kilat," jelas Tae Jung berbeda dari yang dia harapkam saat itu.

Eun Ra mengatur nafasnya berulang kali karena wine adalah alkohol pertama yang Eun Ra minum dengan kadar tinggi seumur hidupnya.

"Hentikan, aku bisa mati," lirih Eun Ra dengan mendorong Tae Jung agar menjauhinya, namun Tae Jung kembali memberikannya lagi dengan mulutnya dengan berbisik.

"Atur sikapmu, jalang. Kau kembali menggoda Tae Hyun, masalahmu adalah aku. Tuan Ji Kang bahkan tidak bisa menyelamatkanmu."

●Kilas balik●

"Berhenti menyentuhku!" kesal Eun Ra begitu Tae Jung mengambil tangannya yang terluka karena ketidak sengajaan Tae Jung.

"Hey!" tegur Tae Jung saat gerakannya dilarang. "Aku yang membelimu, aku yang membayarmu, aku yang menghidupmu, dan semua tubuhmu--"

"Hentikan, hentikan, hentikan. Berhenti mengatakan omong kosong dan mulailah diam karena saat kau berbicara kau membuat kepalaku pusing lagi, tuan Tae Jung," marah Eun Ra saat itu juga memotong ucapan Tae Jung pada pengakuannya.

"Bisa-bisanya jalang mengomeli tuannya," keluh Tae Jung lirih yang tidak dapat didengar oleh pendengaran Eun Ra dengan jelas.

"Kau mengingatnya?" tanya Tae Jung saat dirinya sudah berhasil memberi waktu pada Eun Ra untuk mengingatnha. "Ya. Aku mengingatnya," jawabnya.

"Bagus, jadi kau akan melakukan apa yang aku lakukan bukan?" Eun Ra menganggukkan kepalanya pelan, dia merapikan rambutnya yang sudah kusut dan menjadi satu kali ini.

"Aku tidak ingin bekerja menjadi pembantu," ucap Eun Ra langsung mengatakan jika dirinya tidak nyaman dengan pekerjaannya.

Terlebih jika ada Ji Min, Eun Ra sama sekali tidak bisa fokus dan semuanya menjadi rumit. Ada Tae Hyun, ada Ji Min, ada pria lainnya juga.

Bukankah semuanya terlihat sangat dibatasi? Bagaimana jika Eun Ra meminta pekerjaan yang lain saja pada Tae Jung? Dan, dan siapa tahu dia mendapatkan yang lebih nyaman untuknya.

"Kau menginginkan yang lain?" tanya balik Tae Jung meminta penjelasan jika yang Eun Ra minta bukanlah paksaan darinya. Eun Ra menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.

"Ya, aku menginginkan yang lain, bukan yang satu tempat dengan Kak Ji Min dan tuan Tae Hyun juga," jelas Eun Ra agar Tae Jung juga merasakan seberapa tidak nyamannya dirinya. "Baiklah," terima Tae Jung saat itu juga.

"Kau ikut bekerja bersamaku besok," sambung Tae Jung mendapatkan pekerjaan baru untuk Eun Ra saat dirinya sedang melihat seberapa kacau Eun Ra di matanya.

"Apa aku harus bersih-bersih juga di sana?" tanya Eun Ra yang merasa dirinya benar-benar kesal jika dirinya harus dihadapkan dengan kebersihan dan satu senior yang lebih tinggi posisinya lalu berakhir seniornya membencinya.

"Ya?" jawab Tae Jung langsung. "Tidak bisakah kau memberiku--"

"Kali ini berbeda, kau tidak akan mendapatkan senior yang lebih tua di atasmu. Kau hanya harus fokus dan berperikemanusiaan saja," potong Tae Jung saat Eun Ra akan kembali protes padanya lagi.

"Euh?" bingung Eun Ra yang tidak paham. "Pekerjaan semacam apa itu?" tanya Eun Ra meminta penjelasan pada tuannya, namun Tae Jung?

"Kau tidak alergi dan takut darah bukan?"