Sebuah cahaya menyilaukan menusuk mata Bi saat ia mencoba membukanya perlahan. Untunglah ia bisa membuka matanya. Meski terasa sangat sakit dan panas di kelopak matanya, juga nyeri di ujung kepalanya, setidaknya ia bisa melihat lagi sekarang.
Bi mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, tidak perlu bertanya lagi, ia sudah tahu ini di rumah sakit.
Lea tertidur pulas di kursi samping ranjang gadis itu. Telinga Bi sampai panas mendengar curhatan gadis itu semalaman. Ia tidak bisa membuka mata ataupun menggerakan tubuhnya, tapi setidaknya telinganya masih berfungsi dengan normal.
Bi bisa mendengar setiap kata yang dia ucapkan dengan cukup jelas. Dia mengatakan banyak hal, salah satunya adalah wajah Bi cantik, matanya indah. Ia terlihat bodoh saat bersama Gab. Lea sangat iri pada Bi karena ia pintar. Lea juga mengatakan semua orang dengan mudahnya menyayangi Bi dan dengan mudahnya membenci dirinya.