Gabriel mengantarkan Bi tepat di depan rumah gadis itu pukul lima pagi. Dia tidak ingin terjadi apa-apa lagi dengan gadis itu. Itu sebabnya dia bersikeras mengantarnya sampai di depan rumah.
Bi pun langsung memanjat pagar begitu Gabriel pergi, ia berlari pelan menuju bawah balkonnya dan menaiki tangga yang masih bersender di balkon kamarnya.
Untung saja rumah masih sepi. Sepertinya ayah serta ibu tiri dan kedua saudara tirinya itu belum bangun.
Buru-buru Bi mandi dan mengganti bajunya. Ia pun bergegas ke meja belajar dan mengerjakan PR-nya.
Akan jadi masalah besar jika ia tidak mengumpulkan PR itu nanti, apalagi jika ayahnya mendapat laporan dari Bu Andhini, tamatlah riwayatnya.
***
Lea tersenyum sinis.
Tidak bisa dipercaya. Lea menggeleng pelan. Ia tidak habis pikir, bagaimana Bi bisa pulang diantar si trouble maker Gabriel? Tapi, dari mana dia?
Apa semalaman dia bersama lelaki itu?
Lea menghela napas panjang. Bi benar-benar menakjubkan.
