Di sebuah bangku di pinggir taman rumah sakit, Gita masih tertunduk menangis. Tangisannya terhenti saat sebuah tangan menyentuh tangannya dan meraihnya.
Cup!
Sebuah kecupan lembut dari pria tercintanya, malah semakin membuatnya menangis. Sean yang awalnya berjongkok di hadapannya, kini bangkit memeluknya dengan erat. Gita juga membalas pelukan hangat itu dengan erat dan menangis sejadi-jadinya.
"Aku minta maaf, Gita…" Satu kalimat maaf terucap dengan tenang dari mulut Sean. Sean kini sudah bisa mengontrol emosinya.
"Kenapa kamu kayak gini, Kak? Apa karena mikirin ini kamu nangis semalaman? Apa alasan kamu mutusin hal ini?" tanya Gita sambil menangis.
"Aku udah sadar kalau selama ini aku yang salah, karena dari dulu sejak kita kenal, aku selalu buat kamu bingung dan waktu jadi istri akupun, kamu malah sering nangis,"
"Aku dari dulu selalu egois, aku terus godain kamu walau aku tau sulit banget buat kamu terima cinta aku dan lepasin Mas Barra,"