'Rasa bahagia ini tidak dapat kuungkapkan dengan kata-kata. Aku senang karena aku telah menjadi saksi perjuanganmu hingga berhasil ke titik ini. Kamu membuktikan pada semuanya, perjuangan dan apa yang kau tanam serta yang kamu lakukan selama ini tidak terkhianati hasil. Kamu berhasil, Sayang.'
'Kurasa tidak ada lagi perempuan sehebat kamu yang bisa melewati pendidikan dengan segala rintangan hidup yang orang lain tidak tau dan rasa. Aku tidak memilih perempuan yang salah. Aku memilih perempuan kuat, tegar, dan bersemangat. Apa lagi sekarang, di celah sifat-sifat itu, ada rasa cinta untukku.'
'Selamat atas keberhasilanmu, Gitaku Sayang. Selamat wisuda, dan mulai hari ini, tolong genggam tanganku lebih erat agar langkah kita lebih mantap menjalani masa depan yang bahagia. Bersama Aya dan adik-adiknya. I love you, Gita…'
Begitulah isi selembar kertas berwarna merah muda yang terlipat di sela buket bunga mawar yang cukup besar yang diberikan Sean padanya.