Semua orang berdiri memutari brankar cewek yang tak berdaya di brankar, ia belum sadarkan diri dan membuat mereka semua cemas. Di ruangan itu ada Zee, Shaw, Zeno, Zano, Kevan, Jonathan dan tentu ada bundanya. Tanpa Dion. Karena Dion tidak diperbolehkan masuk sampai Alena sadarkan diri.
Apa boleh buat? Dion hanya pasrah, dan berdoa agar tidak terjadi apa-apa dengan Alena.
"Kenapa Alena belum sadar ya? Apa gue panggil dokter?"
"Sabar, bentar lagi Alena juga bangun dari pingsan. Gue yakin, Alena lagi berjuang buat sadarkan diri."
Zee menghela napas panjang agar sedikit menenangkan dirinya sendiri, dan sedikit lebih tenang saat Shaw berbicara seperti itu.
Beberapa detik kemudian, Kevan membuka matanya lebar saat melihat jari Alena yang bergerak pelan. "Jari Alena gerak." Ucapan itu membuat mereka semua tersenyum lebar dengan menatap cewek itu dengan lekat dan berdoa dari dalam hati.