"Apa kakak …"
"Na, kakak mohon sama kamu. Kamu tinggal bilang aja, Na. Kakak yakin kalau hal yang kamu takutkan tak akan terjadi lagi, Na. percaya sama Kakak. Kakak mohon sama kamu," ucap Kevan menatap Alena lekat.
Alena menghela napas dengan menyandarkan tubuhnya di bangku taman dengan memejamkan matanya. "Apa Kak Kevin pernah di tampar mama, papa berulang kali? Apa Kak Kevin pernah di lakukan seperti pembantu? Aku rasa Kak Kevan enggak pernah dilakukan seperti itu." Alena mengatakan itu semua dengan mata tertutup dengan menikmati angin berembus.
Alena menghela napas dengan mengusap wajahnya, matanya masih terpejam. Seolah-olah ia tak mau menatap Kevan yang tengah memperhatikan. "Aku tau, mungkin semua itu terdengar berlebihan? Ya aku tau semua itu berlebihan karena sudah lebih dua tahun. Tapi bagiku enggak, Kak."