"Lalu? Apa yang kalian lakukan saat mengetahui kalau Alena masih hidup selama ini? Mencarinya, lalu meminta maaf? Dan mengajaknya kembali ke rumah kalian yang ada di Indonesia itu?" tanya Shaw dengan mengangkat satu alisnya.
"Iya, tentu saja."
Shaw tertawa kecil bersamaan dengan Zee. "Jangan melakukan hal yang tidak akan terjadi, Kevan. Memaafkan seseorang yang sudah menyakitinya itu tidak semudah membalikkan telapak tangan."
Kevan pun juga tersenyum. "Gue tau gimana Alena, dia itu pemaaf," jawab Kevan dengan nada rendah.
"Ingat perkataan saya, Kevan. Mulut memang bilang sudah memaafkan, tapi hati? Camkan itu!" ketus Shaw yang benar-benar pergi meninggalkan Kevan yang masih diam di sana dengan mengepalkan tangan.
