Anora duduk sambil memandang keluar jendela kamarnya, Iya tidak bisa melupakan masalah yang kini sedang melanda perusahaannya. Tasya berkali-kali mencoba untuk menghubunginya, tetapi Anora sama sekali tidak menggubrisnya.
tiba-tiba pintu kamar itu terbuka, tampak yanus berdiri di sana.
"Apa yang kau lakukan disini ? dan kenapa kau tidak mengangkat telepon Tasya? Kau tidak tahu kalau perusahaan sedang darurat?"
Anora hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan dari Yanus.
" Anora Apakah tidak mendengarku?! "
"Yanus, aku pikir kita jual saja perusahaan, uangnya kita buat untuk membayar gaji karyawan. "
" apa aku tidak salah dengar? apa kita tidak punya jalan lain selain menjual perusahaan? "
" aku tidak punya jalan lain, dan aku tidak ingin membuat susah ayah titik aku sudah berjanji akan mempertahankan perusahaan dengan kekuatanku sendiri. dan jika perusahaan tidak bisa bertahan denganku maka aku yang akan mempertanggungjawabkan semuanya, " ucap Anora dengan nada keputusasaan.