Chereads / BROKEN PROMISE / Chapter 3 - 3. ADAPTASI

Chapter 3 - 3. ADAPTASI

"wah… kau tau vel…bapak baru tau kalau kau punya sepupu yang sangat cantik". Ucap Dekan Psikologi itu sambil memandang genit kearah Anora.

"emm…seperti itulah pak, saya juga baru tau, kalau bapak selalu mengerlingkan mata saat melihat barang bagus". Cemooh Velly dengan bibir manyunnya.

Anora tampak menggigit bibir bawahnya saat mendengar sindiran halus sepupunya pada Dekan itu.

Menyindir seorang dekan sama saja dengan menandatangani kontrak kuliah seumur hidup bukan?

"hahaha….kau memang gadis yang sangat nakal Velly. Baiklah, sekarang biarkan aku berkenalan langsung dengan gadis manis ini. Siapa namamu cantik?". Tanya lelaki paruh baya yang genit itu.

"a..aku Anora pak, Anora Qeensy". Ucap Anora sedikit gugup.

"Anora…namamu sangat indah. Selamat datang di kampus ini. Aku harap kau bisa dengan cepat berbaur dengan yang lainnya". Ucap sang dekan sambil menjilat bibir bawahnya.

Anora melengos, ia tidak ingin melihat pemandangan menjijikkan yang dengan sengaja di sajikan di depan matanya.

"ok…aku rasa cukup untuk hari ini. Dan berhubung kita jam kosong, lebih baik kita belanja dan mencari kebutuhan mu Anora". Ucap Velly dengan centilnya. Sementara Anora memasang wajah kagetnya.

Bagaimana mungkin seorang siswi begitu berani jijingkrakan di hadapan Dekannya!!! Kampus gila!!

"hei….kau buru-buru sekali. Kau cemburu karena aku memuji sepupumu". Ucap sang dekan sambil menarik Velly untuk lebih dekat dengannya.

Anora terbelalak.

Benarkah yang aku lihat ini?

"hmm…cukup. Aku tidak suka dengan lelaki hidung belang". Ucap Velly meloloskan tangannya dari genggaman si Dekan genit.

"ayo Anora". Tambahnya menuntun Anora keluar dari salah satu ruangan sakral di universitas itu.

***

Sesampainya di pusat perbelanjaan,

"kau benar-benar gila, lelaki tua itu kekasihmu?", ucap Anora kaget setelah mendengar pengakuan Velly sepanjang jalan.

"ya…tidak ada masalah bukan? Ia sudah menjadi seorang duda, dan telah bercerai secara hukum. Aku tidak merebut siapapun, dan tidak menyakiti siapapun". Oceh Velly.

"ya…kau benar. Tetapi dia lebih cocok menjadi ayahmu. Kau tau itu".

"hhhmm…kau benar-benar naïf Anora. Kau tau? Aku sedikit khawatir membiarkanmu sendirian berkeliaran di Negara ini. Bisa-bisa kau di tipu atau di gilir beramai-ramai oleh lelaki saat mabuk di party".

"party?". Wajah Anora sangat lucu saat bingung.

"yes…party. Ok aku akan menjelaskan. Kau tau, di Negara ini, kau bebas memakai apa saja selama kau merasa nyaman dan tidak menyakiti orang lain. Kau bebas mabuk, kau bebas untuk tinggal satu atap dengan kekasihmu".

"what?!!". Putus Anora.

"ya…dan paling menyenangkan adalah free sex. Kau bebas berhubungan seksual dengan pasanganmu, selama itu adalah keinginan bersama dan tidak ada pihak yang merasa di rugikan".

"ouh…ibu…aku salah Negara". Batin Anora.

"rasanya seperti kau memiliki surga sendiri kau tau". Celoteh Velly tanpa henti sambil mengambil barang-barang yang hendak ia beli dari supermarket besar itu.

"kau tau vel, aku jadi berfikir kearah prostitusi",

"tentu saja ada".

Anora ternganga konyol. "dinegara ini ada situs jual diri kau tau. Jadi jika kau ingin mencoba bekerja sebagai",

"stop…cukup. Kau tidak perlu memberitahuku detail apapun lagi". Putus Anora troma.

"hmm…aku tau kau sedikit norak. Kurasa belanjaan kita sudah cukup. Saatnya kita ke kasir, dan kau harus membayar".

"aku?".

"tentu saja Anora. Barang-barang ini untukmu". Jawab Velly.

"ya…tapi tidak dengan snack dan anggur mu ini". Balas Anora.

"hmmm ayolah, aku sudah membantumu dari pagi. Kau tidak ingin meneraktirku sebagai tanda terimakasih?".

"huft…ok…kali ini saja. Tapi, apa kau bisa menghabiskan 5 botol sekali gus?".

"kan aku tidak bilang akan habiskan sendiri".

"lalu dengan siapa?".

Velly hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Anora.

***

Berkantong-kantong belanjaan menjadi beban berat yang dibawa oleh kedua gadis cantik itu naik ke lantai 11 apartemen mereka.

"ini melelahkan sekali". Keluh Anora sesaat setelah ia meletakkan barang-barangnya di ruang tamu.

Ia menatap jam yang menempel apik di dinding ruang tamunya yang berwarna ungu.

"jam 21:00 malam. Huft…aku kuliah pagi besok". Pikirnya sambil memijit leher jenjangnya.

Sesaat mata Anora terhenti tepat di depan paper bag berwarna hitam dengan kepala botol yang menyumbul keluar.

"hmm..anggur Velly". Pikir Anora.

Anora segera membawa paper bag itu keluar. Menuju kamar Velly yang berada 2 pintu dari tempatnya.

Ting..tong…

Anora memencet bel kamar Velly namun tidak ada tanggapan.

"Velly ngapain sih? Apa dia sedang mandi?".

Ting..tong..

Ia kembali membunyikan bel itu namun sama saja.

"hmm…sepertinya aku masuk saja". Pikir Anora sambil mendekatkan cardlook kamar Velly ke pintu itu.

Baik Anora atau Velly, mereka saling memberi cardlook ruangan masing-masing untuk memudahkan mereka jika memerlukan sesuatu.

"Velly…". Panggil Anora sesaat setelah ia berada di ruangan bernuansa abu-abu itu.

"Vel…". Panggil Anora setelah meletak paper bag hitam itu di meja ruang tamu.

Ah…so good honey..

Anora mendengar desahan perempuan dari arah kamar Velly.

"Vel…". Panggil Anora lagi sambil melangkah perlahan menuju pintu kamar Velly. Dan langkah itu terhenti tepat di depan pintu kamar sepupunya itu.

Desahan itu semakin menjadi. Dan benar saja, desahan itu berasal dari kamar gadis yang tak lain adalah sepupu Anora.

Kreekk…..

Perlahan Anora membuka pintu itu dan dengan hati-hati melihat kedalam kamar.

Betapa terkejutnya Anora saat mendapati sepupunya sedang berhubungan panas dengan seorang lelaki.

Tidak,

Anora mengenal lelaki itu. Ia adalah George. Pacar sekaligus Dekan jurusannya di kampus.

Kaki Anora bergetar, ia mengeluarkan keringat dan wajahnya pucat. Sesaat saja tatapannya menghitam, kepalanya pusing dan akhirnya ia kehilangan kesadaran.

Bau khas dari lavender memenuhi hidung Anora. Sesaat keningnya menyernyit dan akhirnya kelopak indahnya terbuka.

Wajah Velly adalah yang pertama ia dapati.

"are you ok?". Tanya Velly khawatir.

Perlahan Anora duduk , lalu melihat di sekitarnya. Ia masih di ruangan itu. Ya..tempat ia melihat hal yang seharusnya tidak ia lihat dan belum sepantasnya di lakukan oleh Velly.

"dimana dia?". Tanya Anora dengan nada datar.

""ternyata benar. Kau melihat kami". Ucap Velly sambil membawakan air hangat untuk Anora.

" jadi itu nyata. Aku tidak bermimpi?". Ucap Anora sambil menolak air hangat yang Velly berikan padanya.

"hmm…Anora, kau belum mengerti juga". Ucap Velly sambil meletakkan gelas itu di meja samping kasurnya.

"dengar… budaya di Negara ini dengan budaya di Negara mu itu berbeda. Kami hidup dengan budaya barat kami yang bebas. Dan kau hidup di Negara dengan budaya timurmu. Kini kau hidup di tempat yang berbeda. Cepat atau lambat kau pasti akan hanyut dan terbawa dengan lingkunganmu".

"tetapi gak harus kaya gini Vel, ini sama aja kamu merusak masa depanmu". Ucap Anora dengan mata berair.

Velly tidak tega melihat sepupunya itu menangis.

"kamu akan paham cepat atau lambat Anora". Ucap Velly sambil memeluk sahabatnya itu.