Tak ada yang lebih membahagiakan selain melihat orang lain tersenyum atas kebahagiaan kita.
Bahkan ruangan yang tak memiliki saluran udara pun bisa menyebabkan angin yang begitu kencang di dalam hatinya hingga bergemuruh.
Debaran itu membuat tubuhnya menghangat dan bahkan matanya pun ikut merasa hangat dan pandangannya menjadi kabur.
Hal lain yang ia tahu selanjutnya adalah tetesan hangat yang ikut keluar dari mata tersebut, mengalir terus-menerus tanpa berniat untuk berhenti.
Tangannya yang masih terlalu kaku untuk digerakkan tak bisa mencapai pipinya untuk sekedar mengusapnya.
Dan hal itu justru membuat tangisnya semakin menjadi, dia merasa malu karena air matanya keluar tanpa bisa ia hentikan.
Kemudian ia hanya bisa menghela nafas setelah menyadari bahwa tak ada seorangpun di dalam ruangan itu yang menyadari tangisannya dan berniat untuk membantunya.
Entah kenapa justru helaan nafas itu yang akhirnya membuat orang-orang dalam ruangan itu berbalik melihat ke arahnya.