Kaki kanan yang kini sudah menyentuh daratan terasa berat untuk melanjutkan langkahnya.
Pak Galih dan Pak Benu masih berbincang ringan di depan mobil, begitupun dengan Bu Wulan dan Bu Lian yang saling berpelukan dan bersalaman.
Melati berdiri di antara kedua wanita itu dan mendengarkan apa yang dibicarakan oleh keduanya.
Saat ia menyadari kalau kakaknya sudah sepenuhnya turun dari mobil, perhatiannya tersita sepenuhnya.
Perlahan ia berjalan menuju ke arah Deva, dan tanpa mengatakan apapun memeluknya dengan erat.
Deva terpaku, ia tak menyangka akan mendapatkan pelukan sehangat dan seerat itu dari adiknya.
Tak ingin melewatkan kesempatan yang sangat jarang terjadi, Deva membalas pelukan dari Melati.
"Kakak harus sering pulang ke rumah, biar aku ada teman berantem"
"Hei!"
Nada protes itu dilayangkan oleh Deva karena ia fikir kalau Melati akan mengucapkan kata yang romantic ataupun lembut.