Chereads / The Legend Of Yanzao / Chapter 3 - Pelatihan Pertama

Chapter 3 - Pelatihan Pertama

"Di dunia ini tidak ada yang lebih buruk dari kejahatan yang membahayakan rakyat. Merugikan banyak rakyat yang tak tahu menahu apa yang direncanakan, sudah banyak kejadian ini ada... di sini dan di negara seberang pun sering terjadi."

Lan Xichen masih berjalan mengelilingi meja-meja murid umum itu dengan teliti. Masih dengan tangan terlipat di belakang tubuhnya, Lan Wangji sendiri berdiri di depan dengan wajah datar membosankannya.

"Terkadang kita akan bingung ingin bagaimana saat kejahatan seperti itu terjadi namun, bagaimana pun kita harus berusaha tenang tidak bercokol dengan keegoisan sendiri. Terlebih lagi ada etiket tertulis untuk menyelesaikan segala hal dengan bermusyawarah," ucap Lan Xichen menyambung.

"Lalu, bagaimana jikalau pelaku kejahatannya orang terdekat kita? Atau bahkan sedarah dengan kita? Apa kita benar-benar harus memeranginya, Paman?" tanya A Qiao tanpa menunggu lama, membuat semua murid menatapnya sedikit aneh.

"Menurutmu bagaimana?" tanya Lan Xichen kemudian tanpa menoleh ke belakang.

"Dengan jelas aku akan melindunginya, walaupun aku mengetahui dia membunuhi banyak orang tak bersalah," kata A Qiao.

"Kenapa?" tanya Lan Xichen lagi.

"Karena aku juga tidak mengetahui apa yang membuatnya melakukan itu," kata A Qiao. "Terkadang seseorang yang jahat bisa jadi adalah orang yang tersakiti. Dia hanya berniat untuk menuntaskan rasa sakit hatinya tapi, dia tidak bisa mengontrol emosinya sendiri."

Lan Xichen berbalik. "Jawaban yang cukup bagus. Tapi, yang namanya kejahatan akan tetap menjadi kejahatan."

Salah seorang murid mengangkat tangannya. "Interupsi Paman Lan, aku sedikit setuju dengan jawaban Nona Nie. Kejahatan memang akan tetap menjadi sebuah kejahatan yang terpatri dalam ingatan sepanjang generasi tapi, cinta juga akan tetap menjadi cinta hingga apapun yang terjadi bisa saling melindungi satu sama lain."

"Seperti Kakek Lan An, dia tetap melindungi Nenek Lan sampai akhir hayatnya," gumam A Qiao.

Lan Xichen mengangguk. "Benar. Kamu harus banyak membaca buku mulai sekarang, jam belajar sudah selesai... kalian boleh pergi ke ruangan untuk beristirahat."

"Baik, Paman Lan Xichen."

Seluruh murid segera pergi keluar beriringan, ada yang pergi ke kolam ikan ada yang melihat kegiatan di sekitar dan ada pula yang kembali ke ruangan masing-masing untuk kembali tidur.

A Qiao dan Lan Baozi berjalan beriringan menuju taman untuk sekedar berbicara mengenai praduga mereka mengenai sekelompok perampok itu.

"Jujur ini terasa sedikit membingungkan, aku tidak tahu lagi harus berpikir seperti apa," gumam Lan Baozi.

"Apa mungkin ... Duxie?" tanya A Qiao menopang dagu.

"Nona Nie, senang bertemu denganmu lagi di sini... kamu terlihat sangat cerdas saat menjawab pertanyaan Paman Lan Xichen tadi, aku sangat kagum. Aku Zhou You Tai, atau biasa dikenal dengan panggilan Wanzi," ucap seorang Pria yang tiba-tiba menghampiri mereka dan memperkenalkan diri sebagai Zhou You Tai.

"Aku hanya menjawab seadanya, bukan apa-apa. Senang bertemu dirimu Tuan Zhou," balas A Qiao.

"Tapi ... menurutku, tadi itu sangatlah cerdas... Nona Nie terlihat memiliki pemikiran yang terbuka untuk mengatasi sebuah masalah besar."

A Qiao mengangkat tangannya pertanda agar pria Zhou You Tai itu berhenti memujinya. "Bukan apa-apa."

"Tuan Zhou ... apakah kamu dari gunung vatikan besar?" tanya Lan Baozi memotong pembicaraan.

"Benar, Tuan Lan. Kebetulan aku dari gunung vatikan besar."

"Apa kamu pernah mendengar sekelompok orang dengan tongkat bambu kuning? Maksudku apakah kamu mengetahuinya walaupun itu bukan dari vatikan besar?" tanya Lan Baozi.

"Tongkat bambu kuning?" ulang Zhou You Tai.

"Benar. Kemarin tak sengaja aku berperang terlebih dahulu dengan mereka sebelum sampai di tempat ini." A Qiao mengangguk membenarkan.

Zhou You Tai tampak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia menghela napas sebentar sebelum akhirnya menjawab, "Aku tidak pernah mendengar ada sekelompok orang dengan senjata bambu kuning, karena seperti yang kita tahu sebelumnya bahwa bambu kuning sangatlah keramat dan tak mungkin ada yang mau bersusah payah memerangi irama penarik kehidupan untuk mengambil bambu kuning tersebut. Maaf Nona, Tuan ... aku hanya mengetahui tentang senjata bulan sabit dari klan Duxie."

"Ini semakin membuatku penasaran untuk mencari tahu, bagaimana jikalau mereka adalah manusia boneka milik Xue Yang yang terlahir kembali?" tanya A Qiao.

"Jasad Xue Yang disegel oleh Tetua Yiling, sangat sulit untuk mematahkannya," timpal Lan Baozi. 

"Benar juga."

"Omong-omong di mana Nona Nie di serang oleh orang-orang itu?" tanya Zhou You Tai.

"Di desa Nanpi. Desa yang terkenal akan tabib hebatnya namun, terlihat seperti desa miskin yang damai," balas A Qiao.

"Aku baru memdengar ada kasus seperti ini di desa yang tenteram," gumam Zhou You Tai. "Apa tidak ada barang atau lambang yang Nona kenali?"

"Tidak sempat, karena ketika aku ingin mencari tahu seorang pria aneh datang dan membuat kabut pembuta."

"Oh. Tuan Zheng adalah orang yang kamu maksudkan, bukan?" tanya Zhou You Tai.

"Kamu mengenalnya?" tanya A Qiao.

"Zhen Zai Xuan adalah pendekar dengan pedang pembunuh rajawali, tak mungkin aku tak mengenalinya." Zhou You Tai mengulum senyum tipis.

"Aku mengetahui bahwa ia sangat hebat dalam mengelabui musuh," ungkap Lan Baozi.

"Sepertinya begitu, Tuan."

"Tidak usah repot-repot memanggilku Tuan kalau tidak sedang di pertemuan formal," ucap Lan Baozi.

A Qiao menghela napas panjang bukan main, ia mengerutkan dahinya sekeras mungkin dan hendak pergi untuk menemui Huaisang yang sekarang entah ada di mana. Namun, kali ini Lan Baozi yang mencegahnya dengan memberikan usul mencari tahu di perpustakaan.

"Di sana pasti ada Paman Kedua Lan Wangji," tolak A Qiao. "Dia ... pasti melarang kita karena kita masih kecil."

"Karena kita tak punya cara lain, menurutku ini adalah hal yang bagus," ucap Lan Baozi. "Kalaupun tidak menemukan apa-apa kita bisa mencari wawasan lain."

Zhou You Tai tersenyum, kemudian melipat tangannya di belakang tubuhnya. "Kalau begitu aku pamit undur diri karena aku harus menemui temanku."

"Baiklah, sampai berjumpa lagi nanti." Lan Baozi melakukan koutou kepada Zhou You Tai begitu juga dengan A Qiao.

Setelah Zhou You tai benar-benar pergi menjauh dari pandangan mereka berdua, A Qiao dan Lan Baozi di kagetkan oleh kedatangan A Tan yang membawa beberapa kantong kue bulan.

Lan Baozi mengerti bahwa A Tan telah keluar dengan mencuri-curi kesempatan untuk membeli kue bulan tersebut di pasar. A Tan menyodorkan beberapa potong untuk kedua teman barunya tersebut.

"Kamu kenapa tidak mengajakku untuk keluar?" tanya A Qiao sedikit kesal.

"Maaf, aku tidak tahu karena kupikir kalian akan pergi ke kolam," kata A Tan.

"Memangnya kalaupun ke kolam aku tidak lapar? Makanan di Gusu sangat menyebalkan," gerutu A Qiao.

***

A Qiao, Lan Baozi dan A Tan baru saja sampai di anak tangga terakhir ketika melihat Lan Wangji mengobrol dengan Lan Xichen. Mereka benar-benar terkejut karena hal itu, terlebih lagi di tangan A Tan masih tersimpan kertas berisi kue bulan.

"Kalian sedang apa?" tanya Lan Xichen.

"Eum ... kami ... ingin membaca, Ayah," jawab Lan Baozi sedikit gugup.

"Membaca apa?" tanya Lan Wangji kemudian, ia menatap kemenakannya itu dengan wajah datar seperti biasa.

"Eum ... mengenai musik, Paman." Lan Baozi menjawab asal pertanyaan Lan Wangji.

"Belum waktunya kalian mempelajari itu," ucap Lan Wangji.

"Tapi, mereka berdua ingin membacanya," balas Lan Baozi.

"Kalian boleh membacanya, asal kalian tidak boleh mempraktikkan hal itu tanpa pengawasan dari kami," Lan Xichen memotong pembicaraan mereka.

"Terima kasih, Ayah." Lan Baozi segera memberikan koutou kepada Lan Xichen.

Lan Xichen membalasnya dengan biasa, ia hanya mengangkat bahu anaknya itu. Kemudian melirik A Tan yang terlihat sangat gugup dengan mulut penuh.

"Kamu baik-baik saja, Nona Jiang?" tanya Lan Xichen.

"Eum ... iya Paman," jawab A Tan.

"Jika kamu ingin memakan sesuatu kamu bisa meminta Lan Shizui untuk membelikanmu ke pasar," kata Lan Xichen kemudian.

"Baiklah, Paman."

Setelah puas berbicara, Lan Xichen dan Lan Wangji segera beranjak pergi keluar perpustakaan tersebut. Sementara Lan Baozi membaca kedua temannya itu untuk duduk di salah satu tempat membaca.

Lan Baozi mengambil sebuah buku besar mengenai sejarah, mereka akan membaca buku tersebut hari ini. Mereka ingin menemukan sebuah kebenaran siapa orang yang ada di balik penyergapan aneh itu.