Chereads / Cermin-Cermin di Dinding / Chapter 2 - Part 2

Chapter 2 - Part 2

Setelah menempuh waktu 3 jam menggunakan mobil butut bapak, akhirnya aku, ibu dan ke dua kakak perempuanku sampai di rumah nenek. Rumah nenek masih sama seperti dulu yang khas joglo. Namun, rumah beserta isi yang ada di dalamnya pun menurutku antik, ya..memang nenekku kolektor barang antik. Koleksi nenek memang unik dan kuno. Nenek menyuruh bapak datang ke Jogja karena mengurus masalah pernikahan adik bungsu bapak. Aku senang tiap kali datang ke rumah nenek. Sambutan nenek sangat hangat, menyambut semuanya dengan ramah. Namun tak seperti beberapa tahun lalu saat kakek masih ada, suasananya sedikit berbeda. Aku cucu paling manja jadi aku lebih dekat dengan nenek ketimbang dua kakakku, oleh karena itu nenek selalu tahu apa yang aku pikirkan.

Siang ini aku jalan-jalan menelusuri rumah nenek sambil melihat barang-barang koleksinya. Sesaat mataku tertuju pada sebuah cermin oval ukuran sedang yang sisinya berukiran bunga-bunga dari sejenis batuan marmer putih dirangkap sisinya dari kayu jati.

"Wow...bagusnyo..,ah ngaca dulu ah biar cantik." Tapi aku merasa saat mengaca tetap saja yang kelihatan seperti ini, muka jerawatan, muka berminyak bagai kilang minyak, pipi juga rada tembem kayak bakpao.

"Cermin sama orangnya cantik cerminnya nih...ihh curang."aku bergumam sendiri.

Tiba-tiba tanpa sadar nenek muncul dari belakangku."Kenapa nduk, kok ngomong-ngomong dhewe?" Spontan aku kaget. "Ah Simbah kirain siapa, kayak hantu aja.."

"He ehh.. simbah kok di padhake karo lelembut tho..( nenek kok di samakan dengan hantu) "Nenek meledek dengan logat khas jawanya.

"Ngapunten (maaf) mbah..aku kaget hehehe." Aku mencoba tersenyum selebar-lebarnya menampakkan gigiku.

"Kepingin ngerti kaca ini dari mana?" Simbah membuatku penasaran. Lalu aku mengangguk.

"Ini cermin peninggalan zaman Belanda, ya tadinya yang buat orang Jawa tapi terus di kasih ke tangan seorang istri tentara Belanda. Kira –kira umurnya sekarang hampir 100 tahun." Nenek menjelaskan.

"Hah.. serem dong…?!"Aku sedikit bergidik.

"Ah..kata siapa, konon dulu orang Belanda itu baik dan ramah sekali…dan malah sering membantu orang Indonesia". Jelas nenek.

"Sini-sini Simbah beritahu sesuatu…!"Nenek menarikku dan mendudukkanku di sampingnya.

"Kamu tahu…mangapa istri tentara belanda itu sangat baik dan murah senyum… karena cermin itu punya sebuah rahasia dan cermin itu dipercaya istri tentara Belanda dapat membantunya jika berbuat kebaikan. Jadi orang belanda itu berusaha berbuat baik agar segala keinginanannya bisa terwujud dengan bantuan cermin itu." Nenek menjelaskan panjang lebar.

"Ahh…emang masih ada ya….cerita dongeng pengantar tidur seperti itu di zaman sekarang, lagi pula zaman dulu kan Belanda semena-mena terhadap Indonesia."Aku keheranan.

"Yaa…tidak semuanya jahat kan…..dan kalau kamu masih percaya, semua akan terwujud.." Kata nenek meyakinkan."Besok simbah menyuruh bapakmu bawa cermin itu kerumah kamu."

"Nek, tapi bukannya percaya pada hal-hal itu berarti dosa, sebenernya arti semua itu apa sih nek..??" Aku bertanya kebingungan."Kamu kan sudah mulai dewasa, cobalah pikirkan, jawabannya ada padamu, nduk" Nenek tersenyum.

"Tapiii…Nek…!" Nenek sudah berlalu sambil tersenyum dan mengerlingkan matanya padaku, sepertinya nenek menyembunyikan sesuatu.